Seperti janji saya yang akan bercerita tentang serunya mendaki gunung sumbing yang terletak di antara Wonosobo dan Temanggung Jawa Tengah itu, marilah kita bersama-sama membaca Basmallah agar semua lancar dan barokah. Bismillahirohmanirohim.
Genk yang saya namai 'Kura-Kura' ada saya, Chunonk, Hary, Mas Budy dan Lely. Lima pasang kaki kami sukses menginjak puncak sumbing.
Perjalanan menuju puncak sumbing dibuka dengan berkumpulnya 'kura-kura' di kedung bener ( tempat ngetem bis ). Oke drama perjalanan dimulai. Saya sama Lely sebagai anak dari keluarga baik-baik dan terlatih ontime sudah siap sempurna di kedung bener, sesuai kesepakatan kumpul jam 11 tetot.Tapi seperti yang biasa dan yang sudah-sudah saya dipermainkan oleh pria-pria super ngaret siapa lagi kalo bukan Mas Budy sama Hary (badai-badai), jam 12 panas matahari tepat diubun-ubun mereka belum juga nongol, duh drama apa yang sedang berdua lakoni coba, ternyata si badai Hary yang bikin ulah, dia diminta beli gas buat masak di gunung, malah beli gas yang buat ngisi korek *tabok Hary*.
Hamdalah dua pria dengan predikat ngareeet sudah datang dengan menunggang bus yang akan membawa kami ke maron?? iya maron, jadi kalo kamu dari Kebumen mau ke basecamp sumbing, kamu naik bus jurusan semarang ya terus turun di maron oke adik-adik?. Nah di Kutoarjo si Chunonk yang baru saja tiba dari Ibu kota ( yang sama sekali gak ke-ibuan ) sudah siap nunggu bus yang kami tunggangi, jadi salah satu personil genk 'kura-kura' satu ini berasal dari Ibu kota, dia naik kereta api tut..tut..tut, terus turun Kutoarjo lanjut gabung bareng kami menuju maron. Dari Kebumen - Maron waktu tempuhnya sekitar 1,5 jam.
Rute basecamp sumbing dari Kebumen. Kami naik bus dari Kebumen ke Maron waktu tempuh 1,5 jam dengan ongkos 20 ribu per kepala. Lanjut Maron ke Kertek Wonosobo waktu tempuh 2 jam dengan ongkos 10 ribu ajah, loh kenapa lebih murah? padahal waktu tempuh lebih jauh, itu mungkin karena wajah-wajah kami yang memelas, sampai di Kertek lanjut naik angkutan menuju Garung, ini gak lama cuma 20 menitan dengan ongkos 4 ribu. Secara legal ada 4 jalur pendakian yaitu : Jalaur Garung, Jalur Tedeng, Jalur Cepit dan Jalur Cengklok. Nah kebetulan kami lewat jalur Garung dan hamdalah sampailah di Garung.
Jarak basecamp dari jalan raya sekitar 300 meter jalan kaki sekitar 15 menit, sebelum sampai basecamp agar lebih ceria dan bersemangat kami isi perut dulu di warung pinggir jalan (ya masa ditengah jalan), masakannya enak murah lagi, kayaknya sih wong yang bayarin Chunonk hihihihi. Sampainya di basecamp kami istirahat sambil nunggu temen mas Budy yaitu mas Kampling sama mas Seno, lagi lagi ngareeett apakah semua pria memang hoby ngareeet?? entahlah. Sepakat kami bertujuh bergabung dengan satu tujuan yaitu menginjak puncak sumbing.
|
HORERERE sampai pukul 5 sore |
Pucuk pucuk pucuk Jalur Lama Garung...........
Pendakian dimulai pukul 21.00 WIB. Jadi Jalur Garung punya 2 rute pendakian yaitu jalur lama dan jalur baru, awalnya sih mau lewat jalur baru tapi ada warga yang baik hati bilang kalo jalur baru sedang rusak. Sepakat lewat jalur lama, dan sampailah kami di POS1. pos dijalur ini dikenal dengan POS Malim waktu tempuh dari basecamp ke pos malim ini normalnya 3 jam, kami boros 1 jam karena kami nyatanya perlu waktu 4 jam, iya saya nya yang bikin boros banyakan istirahat :p. Dingin menerpa dan lelah melanda jam menunjukan pukul 00.00 WIB kami sepakat camp di pos 1.
|
sarapan dulu sebelum lanjuttttt |
|
siap lanjutttttttt pucuk pucuk pucuk |
Jam 08.00 WIB kami lanjut hajar menuju POS II Genus kondisi fisik jalur menuju pos ini adalah tanah liat, terjal dan gersang, meski perjalanan begitu berat kami belum nyerah kok, kami cah cah kuat mamen, POS II, POS III Sedlupak roto kami murni cuma istirahat makan dan sedikit bobo tanpa mendirikan tenda loh ya.
Pos berikutnya adalah Pestan (2437 mdpl) kondisi jalur
yang dilalui merupakan punggungan bervegetasi tropis, masih sama terjalnya. Waktu yang dibutuhkan ‘menyantap’ jalur ini adalah variasi suka-suka kamu, bisa cepet bisa lama. Pestan merupakan lokasi camp yang mampu menampung cukup banyak tenda,
namun tidak disarankan karena pelataran luas tanpa pohon ini berbahaya
jika badai.
|
Chunonk setan :p |
Dari Pestan masih ada Pasar Watu dan Watu Kotak, jalur menuju Watu Kotak adalah komninasi jalan terjal miring berbatu labil dan licin perlu sekali konsentrasi adik-adik. Ahhhaaa sampailah kami di Watu Kotak yang merupakan tempat ngecamp kami sebelum menuju pucuk sumbing. Tempat ini sangat nyaman untuk berlindung dari badai, karena berada dibalik tebing berbatu meskipun demikian kami tidak bisa terhindar dari badai lokal dari pantat Hary (badai) *kentut*.
|
Menuju Pasar Watu Kotak |
|
camp di watu kotak, menghangatkan tubuh tanpa pelukan :P |
Pagi buta jam 04.00 WIB kami tanpa mas Kampling dan mas Seno yang tidurnya kaya kebo sepakat menuju pucuk pucuk pucuk demi bisa ngeliat sunrise di puncak sumbing. Dan tarararararararararararararararara hamdalah kami sampai puncak.
|
Kebersamaan Trio Kwek-Kwek |
Haus haus haus Jalur Baru Garung.......
Puncak cerah itu bonus dalam sebuah pendakian. Dan terima kasih buat genk 'kura-kura' terima kasih buat senyuman, pelukan dan traktiran. Untuk jalur turun kami memilih untuk mencicipi Jalur Baru Garung, jalur ini ada di sebelah kiri jalur pestan, karena yang kanan adalah Jalur Lama Garung.
Perjalanan turun via Jalur Baru Garung cukup terjal, turun dengan
sedikit sekali bonus, waktu tempuh normal adalah 4 jam jalan dengan
tempo normal cenderung cepat sedikit berhenti. Kondisi fisik jalur
pendakian licin tanah liat dan merupakan jalur air. Sepakat lewat jalur ini karena kami sama sekali gak ada air buat minum, karena hanya lewat jalur Barulah kami bisa berjumpa dengan sumber mata air.
Jalur yang ‘sakit’ adalah setelah pos I ketika melewati ladang penduduk, trek menukik dan begitu menyiksa kaki, lengkap sudah lelahnya.
Hamdalah sampai basecamp kembali dengan selamat tapi tidak dengan Lely, perasaan dia tidak terselamatkan, hahaha dia nangis. ngakunya sih nangis karena terharu bisa sampai puncak dan kembali ke basecamp (adalah karya terbesarnya sepanjang hidup) tapi saya sih gak percaya begitu saja, yakin banget dia nangis karena terharu bisa mendaki bareng Trio Kwek-Kwek yang kece :p
|
Trio Kwek-Kwek |
|
Perjalanan pulang ke kandang |
Dan akhirnya kembalilah kami ke kandang masing-masing dengan kondisi badan hampir rontok. Dengan tetap mengucap hamdalah bareng-bareng Alhamdulillah. Lalu keseruan apa lagi di pendakian berikutnya? nantikan di postingan saya selanjutnya. *sunbasah*
Daaaaah salam hangat terdampar di blog ini :*
Comments
Post a Comment