Saya akan bercerita dengan judul
‘Masih Bertahan’. Kenpa saya beri judul demikian, karena memang tokoh utamanya
sedang masih terus berusaha bertahan, bertahan dari hidupnya yang makin sulit,
dari penyakitnya yang makin parah saja, dan bertahan dari orang-orang yang
masih saja tega membuatnya menangis.
‘Masih Bertahan’
#Satu.
Hidupku bagai selembar daun yang
dipaksa angin terbang dan terlepas dari rantingnya, tak ada yang peduli di mana
aku tumbuh dan di mana aku terjatuh. Aku daun yang dipaksa terlepas dari
ranting yang sekarang masih mencoba bertahan hidup.
“Dasar anak haram”, mendengar
kata itu dari seorang perempuan yang dipanggilnya ibu bukanlah hal yang biasa
saja bagi seorang anak berusia 13 tahun. Detik itu aku merasa duniaku runtuh
seketika. Dari kecil aku memang sudah merasa dibeda-bedakan dari kakak
perempuanku, tapi tidak pernah terbesit sedikit pun di benak ku, kalau aku
seorang anak haram. Saat aku tahu semua itu, Ibu yang memang kurang sayang
terhadapku balik membenciku bulat-bulat.
Dulu ayahku berselingkuh dengan
perempuan yang melahirkanku ke dunia ini, dan perempuan yang belum sempat aku
panggil ibu itu telah mengembuskan nafas terakhirnya saat setelah aku keluar
dari rahimnnya. Begitulah yang Ayah jelaskan kepadaku.
Kalian tau, karena setatus anak
haram itu mampu membuat semua orang yang kusayangi balik membenciku, iya dia
Ibu dan kakak perempuanku. Ayah memang selalu menyayangiku, tapi tidak lebih
dari sayangnya terhadap perempuan yang dinikahinnya. Apa pun yang Ibu mau pasti
Ayah penuhi. Sampai pada permintaan Ibu untuk memintaku tinggal di sebuah desa
dengan nenek, seketika aku merasa terasingkan, sulit bagi ku menolak perintah
Ayah.
***bersambung***
Comments
Post a Comment