Azab setelah bohong

Sebuah program viual basic dan perut sakit adalah kombinasi mematikan.

Seorang teman yang sedikit kurang baik karena sering sekali kita berantem gara-gara meributkan hal yang sama sekali tidak penting, tapi saya sayangi dan kasihi dengan ikhlas. Hari itu dia mengirim pesan singkat yang berisi mengajak saya besok untuk menonton sebuah acara pemilihan model disalah satu gedung di Kebumen. Dengan senang hati saya membalas "Oke" tanpa menanyakan jam berapa kita akan nonton.

Besoknya saya lupa kalau dia mengajak saya, dari pagi sampai siang tidak ada konfirmasi berlanjut dari dia, jadi atau tidaknya kita nonton. Sampai waktunya kuliah, saya maupun dia tidak ada lagi pembahasan soal mau nonton pemilihan model, kalau saya memang benar-benar lupa, entah dengan dia. Saat melaju ke kampus, saya melewati gedung itu yang memang sudah dipadati orang-orang, dan beberapa panggung di alun-alun, ini  karena lagi merayakan hari jadi kota Kebumen, jadi suasana kota tidak seperti biasanya.

Sebelum sampai kampus saya mampir ke tempat kerja temen yang letaknya tidak jauh dari gedung tempat pemilihan model itu, lalu saya menelpon si dia : "Hey rii kapan kita mau nonton?" dijawabnya "Aduh acaranya jam satu, masa mau bolos kuliah?" | "Oh gitu ya, padahal rame banget loh riii" | "Iya nih pengen nonton tapi gak mungkin bolos" | "Dosen belum dateng kan?, aku mau nonton dulu apa ya?" | "Hih".

Nah setelah percakapan di telpon itu, tiba-tiba ada keinginan yang tidak bisa tertahan untuk ngisengin dia, saya kirim pesan singkat : "acaranya bagus banget, cepetan kesini". Yang jelas-jelas saya tidak nonton, saya sedang santai ngobrol sama temen di tempat kerjanya, saya hanya ingin membuatnya iri. Selang beberapa menit dia membalas pesan saya : "Aku sudah disini, kamu dimana?", seketika saya panik, yah dia kemakan omongan saya, dengan gugup saya cepat-cepat menuju ke alun-alun dan kemudian membalas pesan dia : "aku udah keluar gedung, sekarang lagi di alun-alun". di balesnya : "jijihe" ( ini ungkapan kesal ).

Ada pesan singkat dari temen yang setia nunggu dosen : "Hey masuk, udah ada dosen!". Sampainya di kelas si dia belum dateng, masih nonton pemilihan model. Selang 15 menit dia  dateng dengan muka cemberut, saya cuma bisa nahan ketawa, kalau saja gak ada dosen saya sudah ketawa guling-guling.

Ketika mulai mengolah sebuah program yang jadi mata kuliah hari itu, yang menurut saya begitu merepotkan. Aduh merepotkan sekali program canggih ini. ( Saya tahu, mungkin sebenarnya otak saya saja yang bebal dan bermasalah, tapi rasannya lebih gampang menyalahkan alat buatan manusia ketimbang sesuatu yang diciptakan langsung oleh Tuhan ). Disaat program yang saya olah tidak kunjung beres, yang ada terjadi kesalahan terus, Tuhan mengirimkan azab, perut saya begitu sakit, keringat dingin, dan wajah pucat, rasanya hampir pingsan, ditambah dengan program yang tak kunjunng beres, ini kombinasi mematikan.

Saya minta izin keluar untuk membeli obat dan segera meminumnya, istirahat sebentar dan keadaan mulai membaik, sambil terus bertanya-tanya, cepat sekali Tuhan memberi balasan atas kebohongan yang saya lakukan barusan. Saat istirahat tiba kita makan bakso, disitu saya jujur sama dia tentang kebohongan yang saya lakukan, sebelumnya saya minta dia berjanji agar tidak marah, tapi tetap saja dia mencubitku dengan keras dan saya bisa merasakan betapa kesalnya dia, sambil terus memanggilku "Pembohong" dan yang kubalas dengan "Mudah dibohongi".

Dikemudian hari dia pasti akan membalas menjahili saya, tunggu saja. Dan rasanya memang kami diciptakan untuk saling menjahili dan kemudian tertawa bersama. 

Comments