Si Marta Nangis.

Semalam dia kirim pesan singkat untuk ku : "tlp". Tak sampai satu menit, langsung ku telpon, di ujung sana suara dia terdengar berat, seperti menahan tangis yang menyesakakan dada. Ku diamakan sejenak, sembari rampungkan tugas kuliah, dia tahu kalau aku menduakan dia dengan diam ku. Seketika dia tumpahkan tangis yang sepertinya sudah dia tahan sedari tadi.

Sembari menangis dia berucap : "Kenapa kita jadi jarang sekali ngobrol ?, ada banyak cerita yang ingin aku bagi denganmu, Aku cuma mau waktu mu". Itu yang tertangkap oleh ku.
Mendengar ucapan dia, aku tersadar, ya, sepulangnya aku dari tempat dimana dia tinggal, aku seolah sibuk sendiri, bukan, bukan sibuk sendiri, tapi memang habis masa liburku, aku harus kembali berkutat dengan segudang aktivitas yang menggerus habis waktuku.

Rupanya aku egois memang, aku belum bisa jadi pendengar yang baik untukmu, sedangkan kamu saja mampu membuatku nyaman ketika aku bercerita denganmu. Ah, terima kasih untuk detik waktumu selama aku berkunjung ke tempatmu, untuk senyuman, juga telingamu yang penuh mendengarkan :)

Untuk itu maafkan aku, buatmu menangis, tapi perlu kamu tahu, aku sungguh masih ingin menjadi pendengar yang mampu melegakanmu, sungguh. Jadi akan ku dedikasikan hari esok untukmu, iya hari minggu esok, berceritalah apa yang ingin kamu bagi denganku, semoga aku bisa membantu kurangi rasa sesak di dadamu. 

Kepada kamu yang tetap ada saat aku tengah membosankan dan cengeng. Aku menyayangimu lagi, setiap kali, setiap hari :)

Comments

  1. Kok gue ngebacanya agak "krik" ya? *mikir

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngebacanya jangan terlalu dihayati, biar ngga kriik :p

      Delete

Post a Comment