Entah hari ini salah apa, kamis ini begitu tragis. Sampai saat saya menulis ini, saya masih bingung kenapa hari ini kurang beruntung.
Berawal dari tadi pagi, saya dengan penuh semangat yang kelewat, berangkat bikin SIM, bukan langsung jadi, malah kudu ngelewatin serangkaian proses yang ribet banget. Alhasil belum dapet SIM, besok kudu dateng lagi ngulang tes. Dengan menghela nafas panjang dan mencoba tersenyum ala bidadari, saya pergi meninggalkan Satlantas.
Dengan seorang kakak- sebut saja (bunga), kita merasa lapar (ya ini bidadariwi), dengan penuh harapan besar, hilangnya rasa lapar, kita menuju tempat makan kuliner diva, nawaitu makan soto sokaraja, tapi lagi lagi, kamis tragis, saya kurang beruntung, tempatnya tutup. sebagai bidad saya masih coba tersenyum.
Dengan seorang kakak- sebut saja (bunga), kita merasa lapar (ya ini bidadariwi), dengan penuh harapan besar, hilangnya rasa lapar, kita menuju tempat makan kuliner diva, nawaitu makan soto sokaraja, tapi lagi lagi, kamis tragis, saya kurang beruntung, tempatnya tutup. sebagai bidad saya masih coba tersenyum.
Yaudah kita putuskan buat makan sop buah aja, ya tentunya di tempat favorit kita Pelangi namanya. "Oh Tuhan, dari jutaan penjual sop buah, kenapa harus Pelangi yang tutup?!". Seketika rasa lapar kita sirna, entah apa penyebnya. Sudah mulai susah tersenyum (ini juga bidadariwi).
Akhirnya saya memutuskan buat pergi ngampus, menimba ilmu, dengan harapan jauh lebih beruntung. Datengnya rada telat , masuk jam setengah dua, tapi jam segitu masih dijalan, oke saya jadinya ngebut jaya naik motornya, takut gak boleh ikut matakuliahnya. Saat kita dateng telat dan ternyata dosenya lebih telat itu sangat HAHAHAHA sekali. Kali ini kuliah dengan mata kuliah matematika diskrit, tapi ngantuknya amit-amit. Ya namanya kamis tragis, cuma bisa mringis.
Selesai matematika diskrit, masih ada mata kuliah lain yang kudu dijalani, ya sholat asar dulu biar lebih sabar, belum sempet sholat, denger teriakan orang-orang, mereka teriak kebakaran-kebakaran, bukan kampus yang kebakaran, tapi sebuah penampungan barang bekas yang letaknya tidak jauh dari kampus, asap mengepul, api makin liar, orang-orang panik bukan kepalang. Saya lanjutkan sholat, setelahnya berdoa semoga sampai habisnya hari kamis ini, Kau beri aku keberuntungan, Amin.
Sekitar pukul lima sore, sepulangnya dari kampus, sudah benar-benar-benar merasa lapar, saya mengajak mbak putri buat nemenin saya makan, sempet bingung mau makan apa dan di mana, sampai akhirnya menjatuhkan pilihan kepada ayam bakar depan Smansa. Tarik gas dengan bringas, tapi lagi lagi dan lagiiiiiiiiiiiiiiiiiii...gak jualan. Terus saya harus menari-nari cantik biar pada bilang waw gitu?! .Akh mau marahpun rasanya tak mampu. Cuma bisa menatap nanar pada si perut lapar.
Alhamdulillah kita tetep makan ayam bakar di tempat lain bernamakan satu hati, bersama mbak putri.
Selesai matematika diskrit, masih ada mata kuliah lain yang kudu dijalani, ya sholat asar dulu biar lebih sabar, belum sempet sholat, denger teriakan orang-orang, mereka teriak kebakaran-kebakaran, bukan kampus yang kebakaran, tapi sebuah penampungan barang bekas yang letaknya tidak jauh dari kampus, asap mengepul, api makin liar, orang-orang panik bukan kepalang. Saya lanjutkan sholat, setelahnya berdoa semoga sampai habisnya hari kamis ini, Kau beri aku keberuntungan, Amin.
Sekitar pukul lima sore, sepulangnya dari kampus, sudah benar-benar-benar merasa lapar, saya mengajak mbak putri buat nemenin saya makan, sempet bingung mau makan apa dan di mana, sampai akhirnya menjatuhkan pilihan kepada ayam bakar depan Smansa. Tarik gas dengan bringas, tapi lagi lagi dan lagiiiiiiiiiiiiiiiiiii...gak jualan. Terus saya harus menari-nari cantik biar pada bilang waw gitu?! .Akh mau marahpun rasanya tak mampu. Cuma bisa menatap nanar pada si perut lapar.
Alhamdulillah kita tetep makan ayam bakar di tempat lain bernamakan satu hati, bersama mbak putri.
Sekian kisah kamis tragis yang membuat saya hampir nangis dan tak enak pipis.
Dan semua ini terjadi adalah rencana Illahi, dan saya patut syukuri :)
Comments
Post a Comment