Bupatiku Korupsi: Sebuah Kasus, Sederet Komentar.


Berat rasanya mengawali tahun 2018 ini dengan tulisan yang model kaya gini, tapi ya mau gimana, orang lagi usumnya ngomentari Bupati Kebumen Bapak M. Yahya Fuad yang saat ini resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Ya saya ngikut usum saja.

Ada pun kasus yang membelitnya yakni suap dan gratifikasi terkait sejumlah proyek yang menggunakan Angaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2016. Menurut KPK, Pak Bupati telah menerima suap dan gratifikasi senilai Rp.2,3 miliar.  

Sebagai netijen saya rasanya gamam kalau ndak ikut berkomentar atas kasus di atas, terlebih saya masih resmi tercatat sebagai warga Kebumen yang syah. Jadi begini genks, atas penetapan beliau sebagai tersangka banyak warga Kebumen yang kaget, terlebih bagi masyarakat yang kurang aktif mengikuti berita di Kebumen dan blasss nda pernah baca koran, nontonya berita Patroli, tapi tidak buat saya, sudah satu tahun lebih KPK membidik Pak Bupati, sejak kejadian Operasi Tangkap Tangan (OTT) pada 15 Oktober 2016.

Kemarin siang saya singgah di sebuah bengkel mobil yang berada di ujung timur Kota Kebumen, sedang yang punya bengkel tengah serius membaca koran yang sepertinya dibaca berulangkali, ditengah keseriusannya beliau sempat melirik ke saya, lantas saya balas dengan senyum sesopan mungkin. Kemudian beliau bertanya "Mba sudah baca koran kebumen ekspres hari ini?". Saya jawab "Dereng Pak". Tanpa perkenalan dan rasa canggung beliau kemudian berkomentar soal kasus yang tengah menimpa bupati kami, kurang lebihnya begini : " Ini jebakan Mbak, tidak mungkin Pak Fuad mau menerima suap dan gratifikasi, saya tahu betul siapa beliau, saya kenal baik dengan beliau, saya satu sepengajian dengan beliau, anak asuh Pak Fuad itu ribuan, Dia juga suka sekali bersedekah. Awalnya saya tidak mendukung beliau menjadi bupati, karena apa lagi yang dicari, beliau adalah pengusaha sukses, siapa di Kebumen yang tidak mengenal Pak Fuad, tapi setelah beliau kekeh mendaftar sebagai calon bupati, kami sebagai teman mendukung. Kemarin daerah saya sini saya yang pegang, makannya mutlak suara di sini untuk Pak Fuad, kami ingin punya bupati yang baik". Saya hanya membalas dengan senyum paling manis saya serta sedikit anggukan, tanda saya setuju, kalau saya juga ingin punya bupati yang baik.
Kemudian tadi pagi, sebelum ke kantor, saya sempat berhenti di depan rumah salah satu tetangga, saya menyapa Ibu - ibu yang tentu sedang asyik nggosip, mbuh cuciannya sudah dijemur apa belum bukan urusan saya. Kemudian, Ibu Sri namanya, dia bertanya "Bet apa bener Pak Fuad ketangkap KPK?". Saya jawab "Leres Bulik" tentu diiringi senyum paling manis saya. Ditambahi komentar Ibu Sri "Owalaaaah Gusti Alloh Mboten Sare". Emoh ditanya banjang lebar, saya tancap gas ke kantor.

Sampai kantor saya jadi mikir (biasanya nggak) netijen Kebumen beragam tanggapan soal kasus suap dan gratifikasi Pak buapati, kemudian saya buka akun facebook wuuihh warga net ramai mengomentari kasus di atas. Tentu ada yang pro dan kontra, ada yang menduga ini jebakan, ini fitnah sampai ada yang meragukan integritas KPK, tapi yo tetep ada yang menganggap beliau memang salah, kurang sugih, serakah, kemaruk aring banda.

Saya rasa setiap manusia tidak ingin begitu-begitu saja. Sudah kodratnya manusia itu harus berkembang. The only constant is change. Tinggal perubahannya saja mau ke arah yang lebih baik atau buruk.

Sekian dan terima mas-mas ngganteng.


Comments