Sendirian bukan sebuah keanehan. Camkan!

Sekitar satu minggu yang lalu saya menyantap sop buah di sebuah tempat nongkrong. Tempat itu memang selalu menjadi tujuan saya kala ingin menikmati sop buah.

Saat sudah duduk dan nggak sabar menunggu pesanan, seorang pelayan tampan datang mengantarkan pesanan saya. Setelah tersenyum semanis mungkin dan mempersilahkan makan, dengan ragu-ragu dia bertanya: "Mbak, kenapa sih kalau kesini selalu sendiri?"
Saya terdiam cukup lama, sampai akhirnya menjawab dengan begonya: "Kan habis dari PUSDA Mas".

Terlepas dari jawaban nggak nyambung yang justru membuat saya tampak semakin aneh di matanya, pertanyaan sepele ini mampu membuat saya sadar dengan sebuah kenyataan yang menyebalkan: ternyata bagi sebagian orang kesendirian adalah sebuah keanehan.

Ada banyak hal yang menurut kebanyakan orang harusnya dilakukan oleh dua orang atau lebih, tapi saya melakukannya sendirian, seperti berbelanja di sebuah mall, menonton film, makan di restoran dan banyak lainnya. 

Pernah di suatu tempat belanja, saya sedang memilih baju, dan tidak sengaja saya bertemu dengan teman saya yang kemudian diiringi dengan pertanyaan yang tidak lagi asing di kedua telinga saya: "Eh, pilih-pilih baju nih, sama siapa ?". Dengan santai saya menjawab: "Iya nih, ya sendirian aja". Teman saya mengerutkan dahi dan memicingkan matnya: "Emangnya loe nggak ngajak temen gitu buat dimintai pendapat, kira bajunya cocok nggak gitu?". Sambil berjalan meninggalkan teman yang cenderung lebih aneh itu, saya berbisik di telingnya: "Setidak percayakah dengan pendapat pribadi kita sampai harus minta pendapat orang lain?".

Oke lah, tidak ada manusia yang mau selamanya hidup sendiri. Saya juga nggak mau. Manusia sosial macam kita memang butuh manusia lain. Tapi itu bukan alasan untuk semena-mena membebani kata 'sendiri' dengan ketakutan. Lagi pula apa yang harus ditakutkan. Jangan sampai kita takut pada diri kita sendiri.

Buat saya tidak harus ada manusia lain yang ada disisi kita, barulah kita merasa hidup ini berarti. Merasa diri sendiri seolah pincang tanpa kehadiran sosok tercinta yang hadir untuk melengkapi. 

Saya cinta diri saya. Karenanya menikmati waktu dengan diri sendiri, berdialog dengan diri sendiri. Buat saya bukan sebuah keanehan. Tidakkah kalian sadar di ujung hidup ini ada kematian yang benar-benar harus dijalani sendirian.

Tanpa teman.

Comments